Wali Kota Bontang: Jangan Beri Stigma Negatif Pasien Covid-19


bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Perkembangan Covid-19 di Kota Taman –sebutan Bontang- meningkat. Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengimbau agar masyarakat tidak memberi stigma negatif pada pasien Covid-19 yang positif, PDP, maupun ODP.
baca juga: Begini Kronologis Perjalanan 3 Warga Bontang Positif Covid-19
Ada beberapa efek jika pasien Covid-19 menerima stigma negatif. Neni mengatakan jika pasien mendapat stigma negatif maka membuat orang tersebut enggan melaporkan diri dan tidak mau memeriksakan diri kepada call center Publik Service Center (PSC) Bontang. Selain itu orang akan menyembunyikan status kesehatannya dan menyembunyikan informasi terkait kontak maupun perjalanannya. Terparah jika stigma negatif berakibat membuat orang kabur saat akan diperiksa, diobati, atau dikarantina.
“Hal ini memperbesar risiko penularan di masyarakat,” kata Neni.
Dijelaskan Neni, ada beberapa cara menghindari stigma tersebut. Di antaranya masyarakat harus memahami bersama bahwa orang yang terjangkit Covid-19 adalah pasien seperti penyakit pada umumnya.
Dia berharap masyarakat mengerti bahwa virus corona dapat mengenai siapa saja, tanpa pandang bulu, status, pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, maupun ras.
“Ingat, sebut dengan nama yang benar Covid-19. Bukan virus Cina, virus Wuhan, dan sebagainya,” tegasnya.

Perlu kerjasama seluruh pihak, kata Neni terutama masyarakat agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Masyarakat diimbau patuh untuk melapor, isolasi mandiri, pembatasan sosial dan physical distancing, jaga jarak, hindari keramaian, dan wajib pakai masker ketika keluar rumah.
“Jangan lupa untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun,” terangnya.
Neni menuturkan dalam kondisi saat ini disarankan masyarakat jujur. Yakni jujur menjawab pertanyaan dokter atau tim medis. Jujur menceritakan riwayat perjalanan dan kontak dan jujur menyampaikan kepada petugas monitoring jika mengalami gejala.
“Jika ada gejala demam atau ada riwayat demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak nafas ayo lapor,” imbuhnya.
Masyarakat diharapkan membantu mengawasi, tidak memberikan stigma negatif kepada OTG, ODP agar dapat melakukan disiplin menyelesaikan masa isolasi. Memberi pesan semangat, motivasi, dukungan kepada keluarga ataupun pasien.
Berdasarkan informasi terbaru dari Sabtu, 18 April 2020 pukul 14.00 Wita, jumlah pasien positif 4 dan sembuh 1. Pasien dalam pengawasan (PDP) ada 7 kasus dengan rincian 3 positif, 1 negatif, dan 3 orang menunggu hasil lab. Lalu orang dalam pemantauan (ODP) ada 75 kasus yakni 18 orang isolasi mandiri, 3 rawat inap di rumah sakit, dan 54 selesai pemantauan.
Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) yang memiliki kontak erat dengan positif Covid-19 namun tidak bergejala ada 35 kasus. Terbaru, jumlah status monitoring bertambah 162 sehingga totalnya menjadi 5.730 orang. rinciannya 665 dengan keluhan, 5065 tanpa keluhan, dan 3885 selesai monitoring. (*)
Penulis/Editor: Suci Surya Dewi