Birokrasi

Unik, DPK Bontang Ikut Terapkan Kebijakan “Isolasi Buku” Demi Cegah Wabah Covid-19

Loading

Unik, DPK Bontang Ikut Terapkan Kebijakan “Isolasi Buku” Demi Cegah Wabah Covid-19
Tampak suasana salah satu ruang baca DPK Bontang yang tetap terjaga rapi walau di masa pandemi Covid-19. (Rezki Jaya/bisque-mole-706934.hostingersite.com)

Unik, DPK Bontang ikut terapkan kebijakan “isolasi buku” demi cegah wabah Covid-19. Karena buku atau kertas disebut-sebut sebagai salah satu median yang bisa membuat virus Covid-19 bisa bertahan untuk waktu yang lama.

bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Penyebaran wabah Covid-19 yang terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia, tidak terkecuali di Kota Bontang, memang membuat masyarakat harus ekstra waspada. Anjuran penerapan protokol kesehatan pun juga mesti dilakukan demi mencegah penyebaran wabah tersebut.

Baca juga: Perpustakaan Keliling DPK Bontang untuk Tingkatkan Minat Baca Masyarakat

Hal serupa pun coba dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang. Pencegahan terhadap wabah Covid-19 oleh DPK Bontang, ternyata tidak hanya dilakukan kepada para pemustaka atau pembaca yang datang berkunjung ke tempat tersebut, tetapi juga untuk buku-buku yang dipunyai DPK.

Jasa SMK3 dan ISO

Uniknya, DPK Bontang bahkan menerapkan kebijakan protokol kesehatan untuk setiap buku-buku yang dipinjam oleh pemustaka. Ya, untuk buku-buku yang telah dipinjam dan dikembalikan oleh pemustaka, DPK Bontang menerapkan kebijakan “isolasi buku”.

Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan DPK Bontang, Alifia Rizkiyanti menuturkan, berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah lembaga diketahui kalau virus Covid-19 dapat bertahan lama pada sejumlah median, di antaranya plastik dan kertas.

Nah, buku merupakan media yang unsurnya paling banyak adalah kertas. Di median buku ini, diperkirakan virus Covid-19 bisa bertahan selama 120 jam atau selama 5 hari lamanya. Mengantisipasi adanya Covid-19 dari setiap buku yang dikembalikan pemustaka, maka DPK Bontang mencoba mengambil langkah inovasi berupa menerapkan isolasi buku.

Artinya, sebelum buku yang dipinjam dan dikembalikan para pemustaka ke setiap rak buku, maka buku-buku akan terlebih dahulu dilakukan isolasi.

“Untuk menjaga keamanan para pemustaka, buku yang mereka pinjam tidak langsung kami simpan di rak, tetapi kami lakukan isolasi terlebih dahulu, kami tidak melakukan penyemporotan di buku karena khawatir jika basah dan mengakibatkan buku rusak. Jadi cukup kami angin-anginkan saja,” jelas Alifia ditemui bisque-mole-706934.hostingersite.com di kantornya, Kamis (5/11/2020).

Dia menjelaskan, waktu yang dibutuhkan untuk isolasi buku kurang lebih 1 minggu. Setiap buku yang diisolasi diberikan tanggal masa isolasinya. Jika ada buku yang sudah siap untuk dikembalikan ke rak, maka akan segera dikembalikan dan bisa dibaca lagi oleh pemustaka.

“Semoga dengan inovasi-inovasi yang coba kami lakukan itu, selain memberikan kenyamanan kepada para pembaca atau pemustaka, kami juga berharap dapat ikut membantu mencegah penyebaran wabah Covid-19 di Kota Bontang,” katanya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button