Sampel Darah Rusak, Proses Identifikasi 5 Jenazah di Kali Bekasi Menggunakan Tulang
roses Identifikasi Jenazah Menggunakan Data Primer dan DNA

Jakarta, bisque-mole-706934.hostingersite.com – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, masih terus melakukan proses identifikasi terhadap lima dari tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri, Brigjen Prima Heru Yulijartono, menyatakan bahwa identifikasi ini memerlukan ketelitian dan kehati-hatian guna mendapatkan hasil postmortem yang akurat.
“Sejak jenazah diterima, tim kami berusaha maksimal melakukan proses identifikasi korban dan memastikan penyebab kematian. Proses ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian agar hasil postmortem yang didapat benar-benar akurat,” ujar Prima pada Selasa (24/9/2024).
Ketujuh jenazah yang ditemukan diperkirakan sudah meninggal lebih dari 24 jam. Dalam proses autopsi, tim dokter mengambil berbagai sampel untuk keperluan identifikasi, mulai dari pemeriksaan toksikologi hingga pemeriksaan DNA.
“Sampel yang diambil meliputi toksikologi, narkotika, dan pemeriksaan DNA. Kami juga menggunakan data primer seperti odontologi (gigi), sidik jari, dan DNA. Jika data primer seperti gigi dan sidik jari sudah memadai, maka pemeriksaan DNA bisa dihindari,” jelasnya.
Saat ini, pihak kepolisian telah berhasil mengidentifikasi dua korban melalui data sidik jari. Keduanya diketahui bernama Muhammad Rizki (19) dan Ahmad Davi (16). Namun, lima jenazah lainnya belum dapat diidentifikasi karena data primer yang masih belum lengkap.
“Untuk lima korban lainnya, data primernya belum cukup, sehingga kami masih terus mencari,” tambah Prima.
Proses identifikasi lanjutan akan dilakukan melalui pemeriksaan DNA. Namun, kondisi darah dan cairan tubuh para korban sudah mengalami kerusakan akibat terlalu lama terendam air, sehingga identifikasi kemungkinan besar harus menggunakan sampel tulang.
“Pemeriksaan DNA biasanya memakan waktu sekitar tujuh hari. Jika darah atau cairan tubuh masih dalam kondisi baik, proses identifikasi akan lebih cepat. Namun, karena darah dan cairan sudah rusak, kami akan menggunakan tulang, dan itu memakan waktu lebih lama,” jelas Prima.
Lebih lanjut, Prima mengatakan bahwa tim identifikasi masih mencoba menggunakan cairan tubuh korban untuk menemukan profil DNA. Jika hasilnya tidak memadai, mereka akan beralih menggunakan tulang, meski proses ini membutuhkan waktu lebih lama karena tulang harus melalui proses pembersihan, pengeringan, dan penghancuran.
Sebelumnya, ketujuh jenazah ditemukan pada Minggu (22/9) pagi, yang mengejutkan warga sekitar. Berdasarkan penyelidikan sementara, ketujuh korban diduga nekat menceburkan diri ke kali untuk menghindari patroli kepolisian. Mereka diketahui menceburkan diri pada Sabtu (21/9) dini hari, diduga setelah terlibat dalam aksi tawuran. Polisi juga telah menetapkan tiga tersangka yang kedapatan membawa senjata tajam, dan kasus ini masih terus diselidiki lebih lanjut.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy