OlahragaTrending

Rahmad Darmawan Sentil PSSI Usai Kekalahan Liga Indonesia All Star dari Oxford: Alarm Pembinaan Pemain Muda

Pembinaan Usia Muda Jadi Sorotan Usai Kekalahan Telak

Loading

bisque-mole-706934.hostingersite.com – Kekalahan Liga Indonesia All Star dari Oxford United dengan skor 3-6 di laga pembuka Grup A Piala Presiden 2025 memicu reaksi keras dari pelatih Rahmad Darmawan (RD). Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (6/7/2025), RD memberikan pesan mendalam kepada PSSI dan seluruh pelaku sepak bola nasional terkait pentingnya pembinaan pemain muda secara sistematis dan berjenjang.

Laga yang disaksikan 41.026 penonton tersebut menjadi ajang pembuktian perbedaan kualitas permainan antara tim lokal dan tamu dari Eropa. Oxford tampil dengan intensitas tinggi sejak menit pertama, sedangkan Liga Indonesia All Star kesulitan mengimbangi ritme permainan di awal laga.

“Kita harus memproduksi pemain muda. Sebelum naik ke level satu, harus ada sistem yang berjenjang dan kuat. Ini memang butuh waktu, tapi harus dimulai dari sekarang,” kata Rahmad Darmawan dalam konferensi pers pascalaga.

RD menilai statistik pertandingan seperti akurasi umpan (passing accuracy) dan tekanan di berbagai lini menjadi bukti bahwa pembinaan usia muda di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Ia juga menyentil fakta bahwa pemain muda belum dibekali mental kuat menghadapi atmosfer pertandingan besar.

Jasa SMK3 dan ISO

“Secara intensitas kita memang kalah, tapi itu bukan akhir. Justru ini harus jadi pemantik perubahan. Saya yakin suatu hari nanti kita bisa sejajar, bahkan lebih baik,” ujarnya.

Soal Mental dan Atmosfer Internasional

RD juga mengungkap bahwa anak asuhnya sempat grogi dan tampil ragu-ragu di awal laga akibat tekanan bermain melawan tim Eropa di hadapan puluhan ribu penonton. Menurutnya, ini membuktikan pentingnya eksposur dan latihan mental sejak dini agar pemain tidak canggung dalam pertandingan internasional.

“Banyak yang sudah lama tidak menghadapi atmosfer seperti ini. Mereka terlihat gugup di 25 menit pertama. Tapi setelah itu, kami mulai mengimbangi permainan Oxford,” tambahnya.

Gol-gol Oxford dicetak oleh Mark Harris (2’, 30’), Michal Helik (45’), Tom Bradshaw (53’), Przemyslaw Placheta (56’), dan Brian De Keersmaecker (68’). Sementara Liga Indonesia All Star mencetak tiga gol melalui Riko Simanjuntak (14’), Rizky Dwi Febrianto (75’), dan Eksel Runtukahu (81’).

Meski kalah, RD menilai laga ini sangat berharga sebagai pelajaran dan pengalaman bagi pemain lokal. Ia berharap PSSI dan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia bisa menjadikan hasil ini sebagai refleksi untuk memperkuat fondasi sepak bola nasional dari level akar rumput.

“Proses ini sedang berjalan. Ada akselerasi pelatih, pembinaan usia muda, dan infrastruktur. Tapi semua ini butuh kesabaran dan konsistensi,” pungkas RD.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button