
![]()
bisque-mole-706934.hostingersite.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengacungkan jempol saat mendengar Danantara akan terbang ke China untuk negosiasi utang proyek kereta cepat atau Whoosh.
“Bagus, saya nggak ikut kan? Top!” ujar Purbaya saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025) malam.
Purbaya menekankan bahwa keterlibatannya dalam restrukturisasi utang proyek kereta cepat ini sebatas menyaksikan, jika memang pemerintah diajak hadir dalam pertemuan. “Paling menyaksikan, kalau mereka sudah putus (opsi negosiasi utang Whoosh) kan sudah bagus, top,” tegasnya.
Lebih lanjut, Purbaya berharap proses restrukturisasi utang dapat diselesaikan secara business to business (B2B) tanpa campur tangan pemerintah. Ia yakin Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mampu menyelesaikan kewajibannya. “Saya sebisa mungkin nggak ikut, biar saja mereka selesaikan business to business, jadi top,” tambahnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyebut pihaknya masih menyiapkan sejumlah opsi untuk melunasi utang. “Kami akan berangkat lagi ke China untuk menegosiasikan term pinjaman, jangka waktu, suku bunga, dan beberapa mata uang,” kata Dony usai bertemu Purbaya.
Dony memastikan fokus Danantara adalah menyelesaikan urusan korporasi, dan mengklaim EBITDA PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) positif. Hal ini menjadi modal penyelesaian negosiasi utang yang diharapkan rampung pada tahun ini. “Harus selesai dan kami pastikan selesai. Secara korporasi kan perusahaannya EBITDA-nya positif, tinggal masalah cicilannya mau di mana, itu saja,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena Whoosh mampu memberikan manfaat bagi sektor transportasi, dengan kapasitas angkut hingga 30 ribu penumpang per hari. Dony menegaskan pihaknya akan menyajikan opsi terbaik untuk dipilih pemerintah.
Purbaya Yudhi Sadewa sendiri menyatakan senang tidak dilibatkan dalam restrukturisasi utang ini. Namun, ia menyambut baik kabar bahwa Tiongkok telah menyepakati opsi restrukturisasi hingga 60 tahun.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy









