Corak

Kisah Pedagang yang Tetap Berjualan di Tengah Wabah Covid-19

Loading

pedagang
Pedagang es ini tetap berjualan di tengah wabah virus korona. (Ismail/bisque-mole-706934.hostingersite.com)

bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tak hanya berdampak pada kelangkaan barang medis, namun juga memengaruhi perekonomian pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Seperti yang terjadi di Kota Taman –sebutan Bontang-.

baca juga: Fenomena Halo Matahari Menyapa dari Langit Bontang, Inilah Penyebabnya

Seperti halnya yang dirasakan Andi Hamzah. Pedagang masker ini tak patah semangat untuk tetap berjualan. Meski pun dirinya sudah diimbau tetap berada di rumah ketika Bontang ditetapkan sebagai kota Kejadian Luar Biasa (KLB) usai diumumkan adanya pasien positif virus korona. Bukan tak menghiraukan, Andi –sapaannya- ini mengaku terpaksa berjualan di tengah wabah lantaran hidupnya bergantung pada penghasilan sehari-hari dengan berdagang.

“Terpaksa, karena hidup saya bergantung pada penghasilan berdagang untuk makan,” ucapnya, Kamis (2/4/20).

Jasa SMK3 dan ISO

Meski sadar rentan terpapar Covid-19 saat berada di luar, Andi tak dapat meliburkan diri. Baginya, mendapatkan hasil saat berdagang cukup membuatnya lega lantaran dapat mencukupi kebutuhannya hari itu. Sehari-hari, Andi berjualan di pinggir jalan sekitar Stadion Bessai Berinta (Lapangan Lang-lang, Red.) Jalan KS Tubun, Kecamatan Bontang Utara. Demi makan, Andi menjual masker dengan harga mulai Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu per lembarnya.

“Masker ini saya dapat dari Bandung untuk dijual kembali,” jelasnya.

Andi berharap situasi ini cepat kembali normal. Sebab dirinya khawatir jika keadaannya terus seperti ini, bisa berdampak buruk terhadap kondisi ekonomi keluarganya.

“Semoga kondisi di Bontang bisa pulih dan kondusif,” harapnya.

Begitu juga dengan penjaja minuman manis Es Cendol Durian Massapoda yang berjualan di sekitar stadion tersebut. Penjual yang akrab disapa Om Gondrong ini tak mempedulikan kondisi virus korona yang mulai mewabah di Kota Taman. Dirinya nekat berjualan bersama istrinya. Alasannya simpel, untuk menghidupi kebutuhan keluarga.

“Dari dagangannya inilah salah satu penghasilan yang hanya bisa saya dapat,” akunya.

iklan-mahyunadi-MAJU-KUTIM-JAYA

Meski dalam kondisi darurat akibat pandemi Covid-19, Om Gondrong mengaku dagangan yang dijualnya tidak mengalami kenaikan harga. Misalnya untuk segelas cendol durian berkisar Rp 10 ribu, sedangkan es cincau dan es buah Rp 5 ribu. Dia berharap kondisi virus korona, terutama di Bontang segera berakhir. Sebab dirinya berharap lekas berdagang dengan normal seperti biasanya. Di tambah sebentar lagi akan memasuki bulan suci ramadhan.

“Mudah-mudahan kondisi ini cepat berakhir, agar kami bisa berdagang seperti biasa,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ismail
Editor: Suci Surya Dewi

Artikel Terkait

Back to top button