HeadlinePeristiwa

Fahri Hamzah Dampingi Jokowi Resmikan Smelter di NTB: Dari Kartu Merah ke Kolaborasi

Loading

bisque-mole-706934.hostingersite.com – Presiden Joko Widodo didampingi oleh Fahri Hamzah, mantan Wakil Ketua DPR RI, dalam kunjungan kerja ke Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin, 23 September 2024. Kunjungan ini bertujuan meresmikan smelter PT Amman Mineral Internasional, sebuah langkah penting dalam program hilirisasi nasional.

Fahri Hamzah, yang dikenal sebagai tokoh kritis terhadap pemerintahan Jokowi, hadir karena undangan dari perusahaan pemilik smelter dan juga sebagai putra daerah Sumbawa. “Beliau diundang oleh PT Amman Smelter dan juga berasal dari Sumbawa,” ujar Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana.

Dukungan Fahri terhadap Hilirisasi

Fahri Hamzah, meski sebelumnya dikenal dengan kritik tajamnya terhadap Jokowi, memiliki rekam jejak yang kuat dalam mendorong hilirisasi industri. Sebagai Wakil Ketua DPR, ia mendukung langkah-langkah kebijakan yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia melalui pengolahan di dalam negeri.

Presiden Jokowi menambahkan, “Saya ajak Pak Fahri karena beliau berasal dari daerah sini, Sumbawa, dan saya ingin mendapat masukan tentang pembangunan di daerah,” ujarnya setelah peresmian smelter.

Jasa SMK3 dan ISO

Profil Fahri Hamzah: Dari Aktivis hingga Politikus Kritis

Fahri Hamzah lahir di Nusa Tenggara Barat pada 10 November 1971. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Mataram dan Universitas Indonesia, Fahri terjun ke dunia aktivisme. Ia merupakan salah satu pendiri Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang berperan dalam gerakan Reformasi 1998.

Karier politiknya dimulai sebagai anggota DPR pada tahun 2004, di mana ia terus aktif mengkritisi berbagai kebijakan, termasuk dalam bidang hukum, HAM, serta kedaulatan energi nasional.

Kritik Keras Fahri terhadap Jokowi

Fahri Hamzah tak asing dengan kritik tajam terhadap pemerintahan Jokowi. Pada beberapa kesempatan, ia pernah menyebut pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla “lemah dan bodoh” saat bertemu dengan mahasiswa di depan gedung DPR pada 2015. Pada 2018, ia bahkan mengeluarkan “kartu merah” untuk mengkritik pemerintahan Jokowi setelah seorang aktivis mahasiswa Universitas Indonesia memberikan “kartu kuning” kepada Presiden.

Kolaborasi yang Tak Terduga

Kehadiran Fahri Hamzah mendampingi Jokowi dalam peresmian smelter ini mencerminkan perubahan dalam hubungan antara keduanya. Meski Fahri sering melontarkan kritik pedas, kolaborasi ini menandai momen penting di mana pembangunan daerah dan kepentingan nasional menjadi prioritas di atas perbedaan politik.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button