PeristiwaTrending

Evaluasi Total SOP Pendakian Gunung Usai Tragedi Juliana di Rinjani, Kemenhut dan Basarnas Tegaskan Langkah Mitigasi

Kemenhut Siapkan Peringkat Bahaya Gunung dan Edukasi Pendaki Pemula

Loading

Jakarta, bisque-mole-706934.hostingersite.com – 30 Juni 2025 – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan akan mengevaluasi secara menyeluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian gunung di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons atas insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang ditemukan meninggal dunia setelah hilang selama lima hari di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Juliana, seorang pendaki pemula, ditemukan di dasar jurang berbatu sekitar 600 meter dari jalur pendakian. Tragedi ini menjadi perhatian publik nasional dan internasional, mendorong pemerintah untuk memperkuat sistem keselamatan dan evakuasi dalam kegiatan pendakian.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi’i, menyatakan bahwa peningkatan kemampuan tim SAR gabungan menjadi prioritas. “Kami akan memperluas pelatihan dan memperkuat sinergi antarinstansi agar penanganan kedaruratan di medan ekstrem lebih optimal,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (30/6).

Syafi’i juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh termasuk usulan pembangunan posko SAR di jalur pendakian strategis. “Dengan keterbatasan personel dan alat, kita perlu kerja sama lintas kementerian dan pemda. Komunikasi menjadi kunci awal penanganan potensi bahaya,” tegasnya.

Jasa SMK3 dan ISO

Menanggapi kritik publik terkait lambatnya distribusi informasi selama proses evakuasi Juliana, Syafi’i menyebut evaluasi juga mencakup aspek komunikasi. “Kata lambat itu relatif, tapi potensi SAR sudah bekerja sesuai standar,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya edukasi dan persiapan fisik bagi masyarakat yang hendak mendaki gunung. “Naik gunung bukan seperti ke mal. Ini butuh persiapan matang, mulai dari fisik hingga peralatan,” kata Raja Juli usai memimpin pertemuan evaluasi di kantor Basarnas.

Raja Juli mengungkapkan rencana pembuatan peringkat bahaya pendakian untuk tiap gunung di Indonesia. Skema ini akan menjadi panduan bagi pendaki dalam menentukan tujuan yang sesuai dengan tingkat pengalaman dan kesiapan mereka.

“Kami akan mengatur agar pendaki pemula tidak langsung naik ke gunung-gunung dengan tingkat kedaruratan tinggi,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan bahwa kawasan gunung merupakan bagian dari taman nasional dan berfungsi utama sebagai area konservasi, bukan objek wisata masif.

Mengomentari fenomena tren mendaki di kalangan anak muda, Raja Juli menyampaikan kekhawatirannya. “Ada FOMO (fear of missing out) di kalangan muda. Tapi kami harap pendakian dilakukan secara sadar, bertanggung jawab, dan tidak berjudi dengan keselamatan,” katanya.

Dengan tragedi Juliana Marins sebagai pelajaran berharga, pemerintah berkomitmen memperkuat aspek mitigasi risiko dan prosedur keselamatan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button