Dari Insiden Tabrakan Beruntun, 9 Orang Dipastikan Jadi Korban, Dua Orang Dinyatakan Meninggal


bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Berdasarkan informasi yang diterima bisque-mole-706934.hostingersite.com dari RSUD Taman Husada Bontang, sampai pukul 10.00 Wita, Selasa (03/02/20) siang, korban laka lantas atau tabrakan beruntun di traffic light Jalan Letjen S Parman atau tepat di depan RSUD, telah dapat dipastikan menelan korban jiwa sebanyak dua orang. Sedangkan lainnya masih ada yang sedang dalam perawatan dan ada juga yang diperbolehkan pulang.
baca juga: Kronologis Insiden Tabrakan Beruntun di Depan RSUD Bontang yang Melibatkan Bus Milik Perusahan
Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD Taman Husada Bontang, dr Toetoek Pribadi Ekowati menjelaskan, korban tabrakan beruntun yang terjadi Senin, (2/2/20) sore kemarin, mencapai 9 korban. Seluruhnya langsung dibawa ke RSUD usai mengalami kecelakaan.
Hingga berita ini diturunkan dipastikan 2 korban meninggal dunia. Satu korban bernama Rahma (18) pelajar Kelas 3 SMK 2 Bontang dan Anjaswati, warga kilometer 8, guru mengaji di SD dan SMP Yabis.
“Semoga dua korban ini yang terakhir. Tidak ada lagi korban meninggal dunia berikutnya,” ujar Toetoek saat dihubungi via telepon.
Satu korban dinyatakan sehat dan bisa pulang ke rumah. Hanya mengalami luka ringan. Lalu tiga korban berikutnya harus di observasi. Dipantau terus kondisinya, apakah perlu dilakukan tindakan medis selanjutnya. Apakah harus di operasi, masuk ICU atau boleh pulang.
“Saya masih belum dapat kabar kondisi terakhir ketiga korban yang di observasi ini,” ungkapnya.
Sementara itu, ke-3 korban lainnya harus menjalani perawatan intensif. Ketiganya masuk ruang rawat inap. Satu korban setelah mengalami operasi. Dua orang lainnya usai pemeriksaan rontgen dinyatakan tidak perlu operasi. Hanya butuh pemulihan.
RSUD Tidak Mempersulit
Usai dua korban dinyatakan meninggal dunia, terjadi sedikit permasalahan. Banyak yang menganggap pihak RSUD mempersulit kepulangan dua korban meninggal tersebut.
Diakui Toetoek, semalam dirinya sering menerima telepon. Baik dari media yang ingin meminta konfirmasi atau juga dari orang-orang menanyakan terkait kondisi jenazah yang tidak boleh segera dibawa pulang.
“Saya juga dapat pesan singkat di WhatsApp dari mantan sekda (sekretaris daerah). Dikira RSUD mempersulit kepulangan jenazah,” bebernya yang tidak ingin menyebut siapa nama orang-orang yang menghubungi dirinya terkait masalah ini.
Hanya saja ia ingin berpesan, RSUD tak pernah sedikit pun mempersulit kepulangan jenazah. Namun semuanya harus melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Di mana, setiap pasien yang telah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter, baru boleh dibawa pulang oleh keluarga 2 jam setelah pernyataan dokter tersebut keluar. Sebelum 2 jam keluarga tidak diizinkan untuk mengambil jenazah. “Itu sudah protap-nya,” tegasnya.
Ditambahkannya, selama waktu 2 jam menunggu itu keluarga diberikan pilihan. Boleh meminta pihak rumah sakit untuk memandikan atau bisa juga pihak keluarga yang memandikan. Jika ingin dimandikan oleh keluarga tetap harus mengikuti prosedur, yaitu setelah dua jam baru boleh dibawa pulang.
“Pihak kami bisa juga memandikan sesuai dengan agama jenazah yang bersangkutan,” ungkapnya.
Karena itu, sekali lagi dirinya memohon pengertiannya kepada masyarakat. Agar memahami berbagai prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit.
“Sama sekali kami tidak ada keinginan untuk mempersulit,” pungkasnya di ujung percakapan via telepon. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Dirhanuddin