Bekali Pencaker Keterampilan Kerja, Disnaker Gandeng BBPLK Medan


bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Skill atau keterampilan kerja amat dibutuhkan para pencari kerja (pencaker), untuk memasuki dunia industri maupun berwirausaha demi meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Melihat peluang ini, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bontang pun menggandeng Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan untuk membekali warga Bontang dengan keterampilan khusus, yang dapat digunakan sebagai modal mencari kerja maupun berbisnis.
baca juga: Masa Kerja Honorer Hanya Sampai 2023, Selanjutnya Diusulkan Masuk P3K
Tepatnya Jumat, (7/2/20) kemarin, dua orang utusan BBPLK Medan datang ke Bontang. Guna menyeleksi peserta pelatihan yang telah dikumpulkan Disnaker Bontang. Sebanyak 23 peserta berhasil terkumpul. 12 orang memilih jurusan food and beverage product (FBP) dan 11 orang memilih jurusan desain interior.
“Masing-masing jurusan hanya diambil empat orang saja, sehingga perlu diseleksi untuk melihat kemampuan dan keseriusan peserta,” ujar Dony Tanjung Mutiara, Kasi Pelatihan, Produktivitas, dan Pemagangan Disnaker Bontang saat ditemui bisque-mole-706934.hostingersite.com, Jumat (7/2/20).
Dijelaskan Dony, BBPLK Medan termasuk lima besar BBPLK yang berada di bawah naungan langsung Kementerian Ketenaga Kerjaan (Kemenaker) RI pusat. Di mana masing-masing BBPLK ini kerap mengambil peserta dari setiap kabupaten/kota untuk menjadi peserta pelatihan yang dibinanya.
Karena itu, Disnaker Bontang mengajukan permohonan kepada BBPLK Medan untuk bisa mengambil peserta dari Kota Taman -sebutan Bontang- agar dapat dibina di Medan.
“Baru kali ini kami mengajukan permohonan ke BBPLK Medan. Alhamdulillah disetujui,” beber pria penghobi fotografi itu.
Nantinya, para peserta yang telah berhasil menyelesaikan pelatihan yang berlangsung sekira tiga bulan lamanya itu, akan kembali ke Bontang. Kemudian dibantu Disnaker Bontang untuk pemagangan di industri-industri yang sesuai dengan jurusan peserta. Apabila ada yang ingin membuka usaha, juga dibantu dalam permodalan.
“Tapi bisa juga mereka bertahan di Medan atau daerah lain apabila mendapat peluang kerja usai pelatihan,” ungkapnya.
Bisa Berganti Jurusan Sesuai Minat

Kabid Penyelenggaraan dan Pemberdayaan BBPLK Medan, Juni Siahaan menjelaskan, di BBPLK Medan membuka banyak jurusan pelatihan. Mulai dari bidang konstruksi seperti penghitungan anggaran biaya, surveyor atau pemetaan lahan. Adalagi bidang desain seperti film animasi, corel draw. Sampai dengan bidang kuliner seperti food and beverage product yang akan dibuka.
Sebelum seleksi yang digelar di Ruang Rapat Disnaker tersebut, dirinya menjelaskan, walaupun dibuka hanya dua jurusan, namun Ia mempersilahkan kepada peserta untuk berpindah jurusan sesuai dengan bakat dan minatnya.
“Kami sudah beberkan jurusan apa saja yang tersedia. Silahkan jika ada peserta yang berminat pindah jurusan,” tegas Juni.
Namun, dari pengamatan bisque-mole-706934.hostingersite.com, dari 23 peserta yang mengikuti seleksi hanya satu peserta yang berminat pindah jurusan. Dari jurusan desain interior ke surveyor atau pemetaan lahan. Lantaran dirinya memiliki pengalaman di bidang tersebut dan ingin mendalaminya.
“Bisa pindah jurusan tapi harus di awal seleksi, karena nantinya setiap jurusan memiliki tipe seleksi berbeda-beda,” imbuh perempuan asli Medan ini.
Ganti Dua Kali Lipat Bila Mundur di Tengah Jalan
Jika peserta berhasil lolos seleksi, maka peserta harus mempersiapkan diri sebelum keberangkatan ke Medan. Tidak hanya persiapan fisik saja, namun juga mental. Lantaran pelatihan diadakan selama tiga bulan lamanya. Bahkan ada yang sampai 3,5 bulan.
“Mental harus benar-benar dipersiapkan. Apalagi di daerah baru sehingga butuh adaptasi,” ungkap Juni.
Selama tiga bulan pelatihan seluruh biayanya ditanggung oleh BBPLK Medan. Seperti transport pulang balik Bontang–Medan, penginapan selama belajar, pakaian kerja, sampai dengan konsumsi. Jadi, hanya cukup mempersiapkan diri saja, dan belajar dengan serius selama pelatihan. Agar ilmu yang diberikan dapat diserap dan diterapkan dalam dunia kerja setelahnya.
Namun begitu, Juni mengingatkan, peserta tidak boleh berhenti di tengah jalan. Misalnya saja, berhenti karena keinginan sendiri, karena sudah tidak kuat mengikuti pelatihan. Atau karena kesalahan yang dilakukan seperti melanggar aturan pelatihan. Maka peserta harus mengganti biaya pelatihan dua kali lipat. Ditambah lagi biaya kepulangan ke daerah asal harus ditanggung pribadi.
“Karena itu harus benar-benar serius belajar. Persiapkan semuanya dengan serius,” pungkas Juni. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Dirhanuddin