Banyak PUS Belum Jadi Peserta KB, DPPKB Bontang Ingatkan Pentingnya Atur Jarak Kehamilan


bisque-mole-706934.hostingersite.com, Bontang – Masih ada 8.443 pasangan usia subur (PUS) di Kota Taman -sebutan Bontang- yang belum menjadi peserta keluarga berencana (KB) pada 2019 lalu. Di antaranya ibu hamil sebanyak 897 orang, pasangan ingin memiliki anak segera sebanyak 2.625, pasangan ingin anak ditunda sebanyak 2.404, dan pasangan tidak ingin anak lagi ada 2.517.
baca juga: Atur Masa Kehamilan, Banyak Warga Bontang Pilih Gunakan MKJP IUD
Dari 8.443 orang tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi DPPKB Bontang. Bahtiar menyatakan pasangan usia subur yang belum menggunakan KB riskan terjadi kehamilan lagi jika tidak menggunakan alat kontrasepsi. Oleh sebab itu, petugas di lapangan harus menjemput bola PUS yang belum ber-KB.
“Yang diantisipasi itu PUS hamil 897 orang. Setelah melahirkan langsung disarankan untuk pakai KB,” paparnya.
Bahtiar mengungkapkan pada fasilitas kesehatan (faskes) di klinik, puskesmas, dan rumah sakit pasti menyarankan pasangan yang sudah melahirkan anak untuk segera menggunakan alat kontrasepsi. Terutama bagi warga pra sejahtera atau tidak mampu.
Kata Bahtiar, efek dari tidak ber-KB dapat berdampak buruk bagi kehidupan sebuah keluarga. Dia menjabarkan jika pasangan sudah memiliki banyak anak namun tidak menggunakan alat kontrasepsi bisa berdampak pada kesehatan.
“Ada 4T yang diwaspadai. Terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat atau rapat. Itu bisa memengaruhi kesehatan,” jelasnya.
Dari segi ekonomi, KB juga memengaruhi kehidupan keluarga. Kata Bahtiar, jika memiliki banyak anak namun penghasilan sedikit dapat memengaruhi rumah tangga. Semakin banyak anak misalnya, maka untuk memenuhi kebutuhan anak semakin besar.
“Kebutuhan sekolah salah satu yang wajib dipenuhi. Kalau anaknya banyak, penghasilan sedikit bagaimana mengaturnya. Maka dikhawatirkan berdampak pada jumlah perceraian di Bontang tinggi,” jelasnya.
Bahtiar mengimbau terutama untuk pasangan pra sejahtera untuk menggunakan salah satu metode KB. Disarankan menggunakan MKJP seperti IUD.
Dengan mengikuti progam KB, maka dapat menekan angka perceraian hingga meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Bahtiar mengungkapkan KB juga memiliki dampak positif. Misalnya sebuah rumah tangga memiliki 3 anak dengan jarak kelahiran cukup jauh, maka istri dapat membantu suami menambah penghasilan dengan bekerja atau berdagang.
“Dengan begitu suami istri bisa saling membantu meningkatkan perekonomian keluarga,” tutupnya. (*)
Penulis/Editor: Suci Surya Dewi